Wednesday 16 January 2013

MALAIKAT KECIL BERANGAN BESAR

Saat kunjungan saya ke kota Bandung, saya melihat seorang anak kecil yang sedang minta-minta di sebuah lampu merah, saya sangat miris melihat anak tersebut, karena dia masih kecil yang seharusnya berada di sekolah untuk mendapatkan ilmu dan pendidikan, karena hal tersebut di dalam hati saya bertanya, mengapa dia seperti itu? karena saya begitu penasaran saya yang melihatnya beristirahat langsung menghampiri, saya bertanya beberapa hal kepada dirinya dan dia pun menceritakan semua yang menjadi semua pertanyaan saya saat itu.
Untuk itu dalam posting saya kali ini, saya akan menceritakan tentang seorang anak yang terpaksa menjadi pengemis karena faktor kehidupan, dengan harapan supaya kita menjadi lebih bersyukur kepada tuhan atas kehidupan yang masih di berikan tuhan sampai saat ini, dan semoga setelah membaca posting saya kali ini kita tidak menjadi seorang yang kufur akan nikmat, karena masih banyak orang disana yang tidak seberuntung kita. . .


MALAIKAT KECIL BERANGAN BESAR 

Namanya adalah Siti, Siti adalah seorang anak yang terlahir dari sebuah keluarga yang tidak mampu, Siti hidup tanpa kasih sayang seorang ayah karena dari ia bayi ayahnya sudah meninggal dunia, dan kini ia hanya tinggal dengan seorang ibu yang sudah tidak bisa berbuat-apa karena ibunya sakit dan sudah lama berbaring di tempat tidur.

Setiap hari Siti selalu  meminta-minta di sebuah lampu merah, hasil dari minta-minta Siti gunakan untuk makan dan jajan ia tiap hari bahkan jika pendafatannya lumayan banyak ia sempatkan untuk menabung, karena Siti termasuk orang yang rajin ia menabungkan uangnya itu dengan harapan bisa membawa ibunya berobat dan untuk ia bisa sekolah kelak.

Siti mempunyai cita-cita yang sangat mulia, ia ingin menjadi seorang guru, karena ia tau pendidikan itu sangat penting, oleh karena itu walaupun Siti tidak sekolah ia selalu belajar di waktu senggangnya ia bekerja, bahkan setiap hari setiap bekerja ia selalu membawa buku yang sudah lecek dan kotor yang ia temukan di tempat sampah untuk modalnya belajar, mungkin untuk sebagian orang buku tersebut sudahlah tidak berguna tapi menurut Siti buku itu adalah harta yang sangat berharga, karena ia berfikir buku itu bisa menolong dirinya untuk keluar dari dunia jalanan yang selama ini ia diami, karena ia tahu bahwa buku adalah gudang ilmu dan dengan ilmu manusia bisa hidup berhasil.

Sebenarnya siti tidak menginginkan kehidupan yang sekarang ia jalani, ia ingin bersekolah seperti anak-anak yang lainnya, tapi mau gimana lagi ia hanya seorang anak kecil yang hanya bisa bermimpi dan berangan untuk kehidupannya yang lebih baik di masa yang akan datang.

 

Friday 11 January 2013

KATA TERAKHIR

Dalam posting kali ini saya akan membahas sesuatu utuk sejenak refreshing dan sekedar informasi kisah yang akan saya angkat kali ini adalah sebuah kisah nyata seorang teman saya, dia sindiri yang curhat kepada saya dan saya tertarik untuk membuat cerita dari kisahnya tersebut, so selamat membaca!!!!


"KATA TERAKHIR" 

26 juli 2012 adalah hari pertama bagi Angga masuk ke sekolah barunnya ya tentu saja sebagai murid pindahan, sekarang angga duduk di kelas 3 Sekolah Menengah Atas. Hari itu Angga merasa sangat malu karena merasa asing di lingkungan barunnya itu, apa lagi waktu seorang guru menyuruhnya untuk memperkenalkan diri di depan kelas, wajahnya sangat pucat di tambah dengan keringat yang tidak berenti membanjiri wajahnya.

"Woy sob, liat tuh mukanye mateng!" teriak seorang siswa sambil menertawakan Angga yang gemeteran, sebut saja dia Doni orang yang paling iseng di kelas tersebut, Angga makin gugup karena semua murid di dalam kelas tersebut menertawakannya.

Dengan tubuh yang gemeteran dan keringat bercucuran Angga menuju tempat duduknya, tapi dia terkejut saat akan duduk ada seorang gadis cantik yang menyapanya, "Hey, gue Gita!" sambil menjulurkan tangannya yang sangat lembut, "maafin Doni ya, dia emang gitu orangnya padahal sebenarnya dia baik n' asik orangnya" Gita meneruskan pembicaraan, "iya gak apa kok, gue bisa maklum!" jawab Angga sambil tersenyum.

Hari itupun berjalan lancar, sedikit demi sedikit rasa malu yang Angga rasa juga perlahan hilang dan ia pun mulai akrab dengan teman-teman sekelasnya terutama Doni dan Ari mereka yang menjadi sahabat barunya Angga.

Tidak terasa waktu pulangpun tiba, Tapi angga yang saat itu tidak terlalu hafal daerah tempat tinggal barunya itu merasa kebingungan dia tidak tau jalan pulang. Disaat dia kebingungan datang Gita mengejutkannya, "dor, lagi ngapain hayoh? kaya orang linglung aja kamu!" tanya Gita,"ia nie Git, gue bingung mau pulang gak tau jalannya" jawab Angga, "oh  gitu ya, bareng gue aja yu, tapi kamu yang nyetir ya!" ajak Gita sambil merangkul tangan Angga.

Angga dan Gitapun bergegas untuk pulang, Gita mengantarkan Angga percis di depan rumahnya, setelah itu gita tidak berlama-lama ia langsung meneruskan perjalanan pulangnya. Dengan tatapan penuh rasa dan perhatian Angga terus menerus menatap ke arah Gita yang bergerak menjauh, Angga merasa kagum padanya karena dia adalah sosok cewe yang baik, penuh perhatian,setia kawan dan cantik tentunya.

Malam harinya Angga tidak bisa tidur karena terbayang-bayang wajah dan senyuman gita yang sangat manis, ia tersenyum-senyum sendiri dengan fikiran yang makin menjauh sesekalia ia berbisik dalam hati "andai gita pacar gue!" khayalan Angga makin menjauh hingga ia terlelap tidur.

Keesokan harinya Angga berangkat kesekolah nampak beda dengan hari sebelumnya, ia berangkat dengan hati riang dan sangat bersemangat, setibanya di sekolah Angga langsung menghampiri teman-temannya dan ia tenggelam dalam obrolannya, sehingga tidak terasa bel masuk pun berbunyi dan mereka pun masuk ke kelas bersama-sama untuk mengikuti pelajaran.

Singkat cerita Angga dan Gita selalu bersama setiap harinya dan tidak pernah sedetikpun mereka terlihat terpisah, layaknya seorang yang sedang berpacaran, dan tidak terasa karena mereka selalu bersama dan terus bersama, benih cintapun tumbuh di antara keduannya.

Hingga suatu saat Angga mengajak Gita untuk berkencan mereka melakukan makan malam yang sangat romantis, Gita merasa terkesan dengan Angga karena Angga sangat romantis dan bisa membuat hati Gita meleleh. Terlihat Angga mengambil sesuatu dalam saku celanya, dan ternyata sebuah cincin, sambil memberikan cincin tersebut Angga mengungkapkan rasa cintanya kepada Gita, Gita pun menerima cinta Angga karena Gita juga mencintai Angga, dan akhirnya mereka jadian dan menjalin sebuah kasih.

Hari-hari yang mereka lalui terasa sangat indah dengan bumbu-bumbu cinta yang mereka jalin, mereka berjanji untuk saling setia dan bersama sampai kapanpun.
Tidak terasa hubungan mereka sudah menginjak bulan ketiga, tetapi rasa cinta nereka tidak pernah berubah, bahkan mereka rasa cinta mereka makin besar dan tidak ada seseorang yang bisa memisahkan mereka.

Tetapi pada suatu ketika saat mereka berjalan menuju kantin untuk makan siang gita terjatuh pingsan dan tubuhnya sangat lemas tak berdaya, Angga yang kaget langsung menggendong Gita ke ruang UKS, Angga panik ia menelpon kedua orang tua Gita untuk meberi kabar tentang keadaan gita, Angga terus mencoba menyadarkan gita ia sangat sedih melihat keadaan gita yang sangat tidak berdaya, hingga akhirnya gita siuman, Angga sangat bahagia dan terharu, sesekali ia menanyakan keadaan pacarnya, "Kamu gak apa-apa sayang?" tanya Angga dengan lembut dan penuh perasaan, Gita hanya mengangguk dan tidak mengeluarkan sepatah katapun. Tidak lama setelah itu orangtua Gita datang dan menjemput Gita mereka membawa Gita ke Rumah sakit.

Keesokan harinya Gita tidak masuk sekolah, Angga yang terbiasa bersama dengan gita hari itu merasa kesepian dan merasa ada yang hilang dalam hidupnya. Angga sangat khwatir dengan keadaan pacarnya ia menelpon Gita tetapi tidak ada jawaban, setelah beberapa kali mencoba akhirnya ada yang menjawab teleponnya juga, tetapi bukan gita yang mengangkat telpon tersebut tapi ibunda Gita, dan mereka membicarakan tentang keadaan Gita yang sebenarnya, ternyata tanpa sepengetahuan Angga Gita mengidap penyakit kangker otak yang sudah lama ia alamai, Angga shock mendengar berita tersebut, ia tidak bisa berbuat apa-apa tubuhnya lemas dan matanya bergelinangan air mata.

Penyakit yang di derita Gita semakin hari semakin parah menggerogoti tubuhnya, Gita tidak bisa berbuat apa-apa dia hanya terbaring kaku di tempat tidur, Angga yang sangat sayang pada gita tidak pernah sekejappun meninggalkan gita ia selalu ada di samping Gita untuk memberikan dukungan supaya Gita cepet sembuh.
Dan setiap hari di dalam sholatnya Angga selalu berdoa untuk kesembuhan gita air matanya menjadi hiasan wajah yang selalu hadir di setiap doa yang ia minta.

Tidak terasa sudah hampir tiga bulan gita terbaring lemah tetapi gita belum juga mengalami perubahan, begitu juga dengan Angga ia tidak pernah berubah mencintai Gita ia tetap setia di samping Gita.

Suatu hari hal yang paling Angga tunggu akhirnya datang juga, Akirnya Gita siuman ia memegang tangan Angga yang sedang tertidur di sampingnya, Angga mersa kaget dan terbangun ia menengok ke arah Gita air mata Angga tidak terasa membasahi pipinya menghiasi wajahnya yang tersenyum bahagia.

Setelah hari itu kesehatan Gita berangsur membaik, dan pada suatu hari gita mulai mengikuti kembali sekolah yang telah lama ia tinggalkan, gita merasa masuk ke dunia baru banyak sekali hal yang berubah tetapi tidak dengan Angga dia tetap sama dari awal sampai har itu ia masih sitia di samping gita.

Hari-hari Gita dan Angga kembali seperti semuala mereka menjalani hidup mereka berdua dengan penuh kasih sayang, dan pada suatu saat Gita meminta Angga untuk mengajaknya pergi ke sebuah taman yang ada danau, Anggapun mengabulakan permintaan Gita.

Di samping sebuah danau mereka berdua terlihat senang, tetapi di tengah-tengah kebahagiaan tersebut gita terlihat agak pucat, Angga yang khawatir mengajaknya pulang, tetapi gita tidak mau, ia ingin hari itu menjadi hari terindah dalam hidupnya.
Sambil bersender di dada Angga Gita mengungkapkan perasaannya, "Aku seneng Ga bisa kenal kamu, bahkan bisa jadi pacar kamu, walaupun aku gak bisa ngebahagiain kamu!" ujar Gita sambil meneteskan air mata, "enggak ko git, kamu ud buat hidupku indah, aku bahagia banget bisa ada di samping kamu dan menghiasi hari-harimu" jawab Angga, "kalo nanti aku sudah tiada, aku mau kamu tidak melupakanku ya Ga!" jawab Gita kembali, "eh, jangan ngomong gitu! gak baik" jawab Angga dengan curiga, "Aku sayang kamu Ga" Gita mengatakan dengan nada yang menurun dan melemah, "aku juga sayang kamu Git" jawab Angga yang belum menyadari keadaan Gita.

Setelah Angga berbicara tidak ada jawaban lagi gita, Angga yang curiga langsung menatap wajah Gita, ternyata yang berada di dekatnya hanya tinggal tubuh yang sudah tidak bernyawa, Angga menangis sekencang-kencangnya tidak menyangka orang yang paling di sayanginya telah tiada.



Kisah diatas di angkat dari kisah seorang sahabat dekat yang pernah bercerita pada saya, untuk para pembaca tolong kasih coment ya (~_~)~~~padakepad